Siapa yang dimaksud dengan Blogger Anonim? Mereka adalah orang-orang yang melakukan kegiatan blogging tanpa menyebutkan atau mencantumkan namanya. Kalau pun mencantumkan nama pada keterangan profile-nya, mereka tidak menggunakan nama asli atau nama yang sebenarnya.
Keberadaan blogger anonim ini telah menimbulkan pendapat yang bersifat pro dan kontra. Sebagian kalangan blogsphere (istilah untuk menyebut komunitas blogging secara global) berpendapat, seorang blogger sebaiknya menggunakan nama asli atau nama dan indentitas yang sebenarnya. Ini dikarenakan blogger sering juga menulis tentang masalah atau topik yang sedang dialami banyak orang. Misalnya tentang hak asasi, korupsi, keadilan, social, politik, kebijaksanaan pemerintah, bahkan tulisan yang menghujat pihak tertentu. Sering kali juga seorang blogger mengutarakan pendapat pribadinya tentang suatu permasalahan yang dihadapi orang banyak. Jika seandainya pendapat itu diikuti atau pun disalah-tafsirkan oleh orang banyak, tentu akan ada reaksi dari pihak tertentu jika sampai menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih lagi jika weblognya memiliki banyak pengunjung yang dengan sendirinya ada banyak orang yang membaca tulisannya.
Diakui atau tidak, posisi weblog sudah bisa menyaingi media mainstream. Tidak sedikit weblog yang memiliki jumlah pembaca atau pengunjung hingga dalam angka ribuan per harinya. Weblog seperti itu sudah menjadi media informasi alternatif. Apa saja yang ditulis oleh pengelolanya akan dianggap sesuatu yang baik atau menjadi yang seharusnya oleh sebagian besar pembacanya. Dan beruntung, tidak satupun blogger anonim yang bisa memiliki weblog sehebat itu. Jika itu bisa terjadi, apa Anda sanggup membayangkannya.
Sebuah weblog yang hebat, hanya bisa dikelola oleh seorang blogger sejati dan idealis. Seorang blogger sejati yang idealis, tidak akan pernah bersembunyi dibalik nama samara, apalagi anonim. Tidak percaya? Tanya pada para blogger senior sekaliber Fatih Syuhud, Pra Budi, Kang Rohman, Cosa, atau Agus Ramadhani. Mereka tidak bersembunyi dibalik nama samaran. Mereka bangga menjadi diri sendiri, tanpa merasa perlu menggunakan nama lain.
Tapi keberadaan blogger anonym begitu banyak jumlahnya dalam dunia internet. Dan mereka seringkali menulis tentang topic-topik hangat dengan nada-nada idealisme. Bicara tentang keadilan, tentang hokum yang harus ditegakkan. Dunia blogging sudah menjadi semacam jurnalisme. Tapi menegakkan idealisme dengan cara bersembunyi dibalik nama samaran bahkan tanpa nama, akankah suaranya didengar orang? Menyebutkan nama sendiri saja tidak berani, apalagi sampai harus berdiri paling depan.
Sebagai seorang blogger, saya pernah sangat marah sekali saat seorang Roy Suryo menantang semua blogger Indonesia. Blogger itu sampah, ngeblog itu kegiatan untuk orang yang kurang kerjaan, itu yang dikatakan pakar telematika itu. Blogger mana yang tidak meradang mendengar itu. Hingga Fatih Syuhud merasa harus menulis Roy Suryo dan Blogger Penipu. Membaca tulisan itu membuat saya merasa harus mengoreksi diri lagi. Harusnya para blogger anonim itu.
Yang perlu digaris bawahi, hanya blogger sejati dan idealis yang bisa menyuarakan kebenaran. Blogger sejati dan idealis akan selalu bersikap jujur. Contoh dari sikap jujur, tidak akan pernah menggunakan nama samaran untuk menyebutkan dirinya. Pada weblog atau dalam pergaulan online lainnya.
Diakui atau tidak, posisi weblog sudah bisa menyaingi media mainstream. Tidak sedikit weblog yang memiliki jumlah pembaca atau pengunjung hingga dalam angka ribuan per harinya. Weblog seperti itu sudah menjadi media informasi alternatif. Apa saja yang ditulis oleh pengelolanya akan dianggap sesuatu yang baik atau menjadi yang seharusnya oleh sebagian besar pembacanya. Dan beruntung, tidak satupun blogger anonim yang bisa memiliki weblog sehebat itu. Jika itu bisa terjadi, apa Anda sanggup membayangkannya.
Sebuah weblog yang hebat, hanya bisa dikelola oleh seorang blogger sejati dan idealis. Seorang blogger sejati yang idealis, tidak akan pernah bersembunyi dibalik nama samara, apalagi anonim. Tidak percaya? Tanya pada para blogger senior sekaliber Fatih Syuhud, Pra Budi, Kang Rohman, Cosa, atau Agus Ramadhani. Mereka tidak bersembunyi dibalik nama samaran. Mereka bangga menjadi diri sendiri, tanpa merasa perlu menggunakan nama lain.
Tapi keberadaan blogger anonym begitu banyak jumlahnya dalam dunia internet. Dan mereka seringkali menulis tentang topic-topik hangat dengan nada-nada idealisme. Bicara tentang keadilan, tentang hokum yang harus ditegakkan. Dunia blogging sudah menjadi semacam jurnalisme. Tapi menegakkan idealisme dengan cara bersembunyi dibalik nama samaran bahkan tanpa nama, akankah suaranya didengar orang? Menyebutkan nama sendiri saja tidak berani, apalagi sampai harus berdiri paling depan.
Sebagai seorang blogger, saya pernah sangat marah sekali saat seorang Roy Suryo menantang semua blogger Indonesia. Blogger itu sampah, ngeblog itu kegiatan untuk orang yang kurang kerjaan, itu yang dikatakan pakar telematika itu. Blogger mana yang tidak meradang mendengar itu. Hingga Fatih Syuhud merasa harus menulis Roy Suryo dan Blogger Penipu. Membaca tulisan itu membuat saya merasa harus mengoreksi diri lagi. Harusnya para blogger anonim itu.
Yang perlu digaris bawahi, hanya blogger sejati dan idealis yang bisa menyuarakan kebenaran. Blogger sejati dan idealis akan selalu bersikap jujur. Contoh dari sikap jujur, tidak akan pernah menggunakan nama samaran untuk menyebutkan dirinya. Pada weblog atau dalam pergaulan online lainnya.
- BUSINESS PLAN KSU-NUARI, Koperasi Online dengan potensi SHU bulanan hingga jutaan rupiah.
- BISNIS TIKET PESAWAT, cara mudah berbisnis tiket penumpang pesawat terbang
- PULSAGRAM, Layanan Isi Ulang Pulsa Elektronik yang terbaik.
- ASET MANDIRI, investasi online dengan keuntungan melimpah.
- KURSUS ONLINE, tempat belajar membuat website sendiri yang menghasilkan uang.
- KOMISI GRATIS, Program Bisnis Online Yang Serba Gratis.
- Software Pengirim Iklan Otomatis ke ratusan situs iklan baris gratis.
- RumahWeb, penyedia layanan domain dan hosting murah dan berkualitas.
Komentar :
Posting Komentar